Jumat, 03 Desember 2010

Evening Sharing

Seringkali dalam kesempatan-kesempatan dialog dengan para CEO atau orang sukses di bidangnya, muncul pertanyaan favorit: "Apa kiat sukses Anda? Strategi apa yang Anda ambil sehingga Anda dan bisnis Anda bisa menjadi sukses seperti saat ini"

Dalam konsep pemasaran, dikenal banyak metode strategi, mulai dari pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, diversifikasi konsentris, diversifikasi horizontal, joint venture, divestasi, likuidasi, dan retrenchment (David, 1997). Setiap strategi dipilih berdasarkan momen-momen fluktutatif yang terjadi di pasar. Akan tetapi, pertanyaan utamanya adalah, strategi mana yang harus kita pilih? Karena bisa jadi, satu strategi berlaku di beberapa momentum atau sebaliknya, satu momentum dikendalikan oleh beberapa strategi.

Obrolan dan sharing hangat dari dua pakar yang saya temui tadi malam menambah kembali pemahaman saya mengenai kiat sukses dan secara spesifik, strategi yang digunakan untuk sukses. Pakar pertama adalah seorang praktisi, CEO Perusahaan Kurir ternama di Indonesia dan pakar kedua adalah seorang akademisi, dosen di sekolah manajemen swasta di Jakarta. Beliau pun saat ini bertugas sebagai Koordinator Kelompok Keahlian Manajemen Strategis. Sharing strategi yang disampaikan bukan terbatas pada strategi buku, konsep, tulisan. Semuanya lebih berdasarkan intrik-intrik, opsi yang hadir, pengalaman selama mereka berkarir di bidangnya masing-masing.

Strategi 1 adalah Berani Mengambil Keputusan. Selaras dengan apa yang disampaikannya di kuliah bagi para manajer malam itu: "Life is a choice. Business is a game". Ya, hidup dan bisnis adalah jalur pilihan-pilihan. Teringat lintasan sharing dengan partner riset saya beberapa saat yang lalu, bahwa rencana langkah untuk sampai ke titik ke 1000 tidak akan bisa tercapai sebelum kita berani untuk melangkah ke titik ke 1,2,3, dst. "Walaupun pada akhirnya gagal, Pak?" . "Ya, walaupun pada akhirnya gagal". Disini kita bicara proses pembelajaran, dan mengambil keputusan di antara banyak pilihan peluang yang menggiurkan butuh ketegaran dan keberanian yang besar.

Strategi 2 adalah spiritual leadership. Malam itu, ada satu peserta kuliah yang mengulangi pertanyaan yang sama hingga 3x: "Apa strategi bisnis Bapak? Apa perbedaanya dengan perusahaan lain di bidang yang sejenis?". CEO tersebut menjelaskan dengan contoh-contoh bahwa kesuksesan itu adalah ikhtiar disertai kepasrahan pada Tuhan, sehingga pada akhirnya kemenangan yang diraih akan terasa lebih bermakna. Pernyataan yang terasa kurang membumi, memang. Tapi justru hal ini yang mungkin tidak disadari orang-orang ketika berusaha mencapai kesuksesannya, bahwa ada permainan Tangan Tuhan yang turut serta. Spiritual Leadership bukan gaya kepemimpinan baru yang dibahas di riset-riset sebelumnya. Ini sudah menjadi baha riset sejak lama, tapi sulit menemukan the real leader with high spiritual.

Strategi 3 adalah Insting. Hal yang menarik yang menjadi jawaban banyak pakar saat mereka menilai sesuatu atau memutuskan suatu hal. Insting dan ilham. Dua padanan kata yang rasanya sangat sulit dikuantifikasikan namun tidak bisa diabaikan dalam keberhasilan usaha. Partner riset saya pernah bertanya pada CEO ini, "Bagaimana saya mempelajari insting?". "Dengan trial error". Jangan pernah berhenti bereksperimen. Insting tidak lahir dengan sekejap. Dia butuh proses pengalaman yang panjang dan pemahaman yang dalam.

Strategi 4 adalah ketekunan. Dosen yang saya temui malam itu sangat menekankan hal ini. "Anak muda seringkali tidak sabaran. Mereka tidak cukup kuat untuk dibanting dalam kurun waktu minimal 3 tahun". Semuanya butuh proses. Jika apa yang Anda tempuh sekarang Anda rasakan bukan jalan Anda, segera berpaling. Tapi, memang terkadang, kita butuh waktu cukup lama untuk akhirnya menyadari "BINGO!, inilah yang saya suka".

Dari ke 4 poin strategi di atas, rasanya keseluruhannya belum saya terapkan. Tapi tidak ada kata terlambat untuk saya, dan juga Anda. Hanya perkara, siapa yang lebih cepat :).

Selamat Bereksperimen.

Salam karya.
by Kartika Akbaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar